Konon, di Jepang dulu pernah ada tradisi membuang
orang yang sudah tua ke hutan. Mereka yang dibuang adalah orang tua yang
sudah tidak berdaya sehingga tidak memberatkan kehidupan anak-anaknya.
Pada suatu hari ada seorang pemuda yang berniat membuang ibunya ke
hutan, karena si Ibu telah lumpuh dan agak pikun.
Si pemuda bergegas menyusuri hutan sambil menggendong ibunya. Si
Ibu yang kelihatan tak berdaya berusaha menggapai setiap ranting pohon
yang bisa diraihnya lalu mematahkannya dan menaburkannya di sepanjang
jalan yang dilalui.
Sesampai di dalam hutan yang sangat lebat, si anak menurunkan Ibu
tersebut dan mengucapkan kata perpisahan sambil berusaha menahan sedih
karena ternyata dia tidak menyangka tega melakukan perbuatan ini
terhadap Ibunya.
Justru si Ibu yang tampak tegar, dalam senyumnya berkata: “Anakku,
Ibu sangat menyayangimu. Sejak kau kecil sampai dewasa Ibu selalu
merawatmu dengan segenap cintaku. Bahkan sampai hari ini rasa sayangku
tidak berkurang sedikitpun. Tadi Ibu sudah menandai sepanjang jalan yang
kita lalui dengan ranting-ranting kayu. Ibu takut kau tersesat,
ikutilah tanda itu agar kau selamat sampai dirumah.”
Setelah mendengar kata-kata tersebut, si anak menangis dengan sangat
keras, kemudian langsung memeluk ibunya dan kembali menggendongnya untuk
membawa si Ibu pulang ke rumah.
Pemuda tersebut akhirnya merawat Ibu yang sangat mengasihinya sampai
Ibunya meninggal.
‘Orang tua’ bukan barang rongsokan yang bisa dibuang atau diabaikan
setelah terlihat tidak berdaya. Karena pada saat engkau sukses atau saat
engkau dalam keadaan susah, hanya ‘orang tua’ yang mengerti kita dan
batinnya akan menderita kalau kita susah.
‘Orang tua’ kita tidak pernah
meninggalkan kita, bagaimanapun keadaan kita, walaupun kita pernah
kurang ajar kepada orang tua. Namun Bapak dan Ibu kita akan tetap
mengasihi kita.
Mari kita merenungkan, apa yang telah kita berikan untuk orang tua kita,
nilai berapapun itu pasti dan pasti tidak akan sebanding dengan
pengorbanan ayah ibu kita.
Muliakan ia selagi masih hidup, dan doakan jika telah tiada.
Pengusaha baja/Pemilik PT. Artha Mas Graha Andalan.
Ketika ditanya rahasia suksesnya menjadi Pengusaha, jawabnya singkat:
“Jadikan orang tuamu Raja, maka rezeki mu seperti Raja”.
Pengusaha yang kini tinggal di Cikarang ini pun bercerita bahwa orang
hebat dan sukses yang ia kenal semuanya memperlakukan orang tuanya
seperti Raja.
Mereka menghormati, memuliakan, melayani dan memprioritaskan orang
tuanya.
Lelaki asal Banyuwangi ini bertutur, “Jangan perlakukan Orang tua
seperti Pembantu".
Orang tua sudah melahirkan dan membesarkan kita, lha kok masih
tega-teganya kita minta harta ke mereka, pada hal kita sudah dewasa.
Atau orang tua diminta merawat anak kita sementara kita sibuk bekerja.
Bila ini yang terjadi maka rezeki orang itu adalah rezeki pembantu,
karena ia memperlakukan orang tuanya seperti pembantu.
Walau suami/istri bekerja, rezekinya tetap kurang bahkan nombok setiap
bulannya.
Menurut sebuah lembaga survey yang mengambil sampel pada 700 keluarga di
Jepang, anak-anak yang sukses adalah : mereka yang memperlakukan dan
melayani orang tuanya seperti seorang Kaisar.
Dan anak-anak yang sengsara hidupnya adalah mereka yang sibuk dengan
urusan dirinya sendiri dan kurang peduli pada orang tuanya.
Tapi juga JANGAN mendekati orang tua hanya untuk mendapatkan hartanya.
Mari terus berusaha keras agar kita bisa memperlakukan orang tua seperti
raja. Buktikan dan jangan hanya ada di angan-angan.
Beruntunglah bagi yang masih memiliki orang tua, masih BELUM TERLAMBAT
untuk berbakti. Sebelum mereka kembali keharibaan Allah.
UANG bisa dicari, ilmu bisa di gali, tapi kesempatan untuk mengasihi
orang tua kita takkan terulang kembali.
Wa 08564062xxxx
Jumat, 29 Januari 2016
Selasa, 26 Januari 2016
KEAJAIBAN SANG SUBUH
Bacalah kawan, semoga kita semakin setia pada shubuh kita
(Rabu, 08 Juli 2015 @zaky_zr)
Pernahkah kau mendengarkan cerita tentang kesetiaan Sang Subuh? Duhai begitu indah segala yang dilakukan Sang Subuh. Begitu indah segala yang ada pada Sang Subuh. Tak pernah lekang dari ingatan siapapun yang senantiasa waspada di waktu subuh, tentang apapun yang mereka lakukan dan raih di waktu subuh. Sungguh indah Sang Subuh. Kini akan kuceritakan tentang hebatnya kesetiaan Sang Subuh. Tuhan kita membagi waktu-waktu dalam sehari menjadi beberapa bagian. Mereka terbagi menjadi pagi, siang, sore, dan malam. Subuh, sebagaimana yang lazimnya kita rasakan, hanya mendapat jatah waktu yang sangat sebentar. Tak lebih dari setengah jam. Hanya setengah jam. Namun, di sinilah kita akan belajar tentang kesetiaannya.
Subuh, ialah waktu yang memulai segala proses. Setengah jam itu ia gunakan untuk memancarkan keindahan bagi siapapun yang menyambutnya. Subuh memberikan ketentraman yang tak mampu diberikan oleh pagi, siang, sore, dan malam. Tahukah kau kapan kau akan melihat garis-garis dan warna langit yang paling indah? Lawanlah rasa malasmu, singkap selimut tidurmu, keluarlah dari rumahmu dan pandanglah langit di waktu subuh. Jangan terlambat, sebelum matahari kembali merajai panggung waktu.
Subuh memicu embun untuk keluar ke atas dedaunan, ke atas tanah, melapisi jendela-jendelamu yang berdebu, dan menyejukkan makhluk manapun yang disapa olehnya. Embun berandil memekarkan setangkai bunga. Setangkai bunga itu dapat menghidupi seekor lebah. Lalu seekor lebah itu dapat menghasilkan madu nan menyehatkan.
Siapapun yang sehat, akan dapat beraktivitas dari pagi hingga sore dengan semangat. Siapapun yang sehat akan memiliki energi yang cukup demi memberikan cinta yang tulus kepada siapapun yang dikasihinya. Dengan cinta itu, setiap orang akan dapat menjalin kasih, bergandengan tangan, melestarikan kedamaian, dan tak ada lagi perpecahan dan pertumpahan darah.
Apakah terbayang olehmu bagaimana kekuatan setetes embun itu? Dapatkah kau bayangkan betapa kuatnya pengaruh Sang Subuh? Dan hal itu lahir dengan diawali kesetiaan Sang Subuh. Inilah salah satu buah kesetiaan Sang Subuh. Tak pernah ada gunanya pagi apabila tak pernah ada Sang Subuh.
Subuh memanfaatkan waktu sempitnya untuk mengabdi. Subuh menggunakan waktunya yang sedikit untuk menebar manfaat ke segala penjuru. Subuh memberikan kesejukan bagi siapapun yang menyambutnya. Subuh memberikan panggilan kemenangan bagi orang-orang yang berserah diri.
Betapa mulianya kau, wahai Sang Subuh! Perlu kau ketahui, bahwa Tuhanmu pun memuji Sang Subuh. Tahukah kau, Tuhanmu pernah berfirman tentang kuda yang menerjang musuh di waktu subuh? Bukan karena kuda yang perkasa, tetapi karena subuh adalah waktu paling berharga yang sangat sayang untuk dilewatkan.
Pasukan perang di zaman kejayaan Islam meraih kemenangan gemilang karena mengawali serangan di waktu subuh. Dimana ketika itu pasukan musuh masih terlelap dan terbuai mimpi tak acuh terhadap kesetiaan Sang Subuh. Pejuang hebat tak melewatkan waktu subuh.
Perlu kau ketahui, bahwa subuh adalah waktu bagi kau untuk siap siaga. Ketika subuh, panggilan meraih kemenangan datang. Pintu-pintu hari terbuka menyambut kedatanganmu. Beruntunglah bagi mereka yang mengindahkan panggilan kemenangan. Beruntunglah bagi mereka yang menyambut subuh dengan sukacita.
Kau hanya perlu melawan setan yang memicu kemalasanmu. Kau hanya perlu berdoa dan membasuh wajahmu hingga kakimu. Untuk menyambut Sang Subuh. Untuk mendapat semangat Sang Subuh yang setia. Perlu kau ketahui, malaikat-pun pernah mengingatkan untuk bersiap-siap menyambut datangnya Sang Subuh.
Manakala sebuah hukuman besar akan diturunkan bagi kaum yang tidak mengindahkan titah Tuhan untuk menjalin kasih dengan pasangan yang seharusnya. Mereka berpasangan dengan jenis yang sama; laki-laki dengan laki-laki, perempuan dengan perempuan. Dan hukuman itu turun pada waktu subuh.
Sang Subuh menerima waktu sempitnya dengan memberikan keindahan tak terperi bagi seluruuh makhluk hidup di dunia ini. Belajarlah kesetiaan pada Sang Subuh. Belajarlah untuk selalu bersyukur dengan kekurangan yang ada. Belajarlah untuk tetap berusaha memberikan yang terbaik dalam keterbatasan. Belajarlah untuk tidak menyia-nyiakan setiap detik yang kita miliki untuk mencintai orang yang kita kasihi. Belajarlah untuk tidak pernah mengeluh dalam setiap keadaan. Belajarlah untuk tidak menunda-nunda pekerjaan, karena waktu tidak menunggumu. Belajarlah untuk taat dalam kondisi apapun, karena kiamat tak menunggu kesiapanmu. Belajarlah pada Sang Subuh. Belajarlah cara menjalani hidup pada Sang Subuh. Menjalani hidup dengan penuh kesetiaan.
Usai shubuh hari ini aku sempatkan membaca cerita hikmah Belajar Setia Pada Sang Subuh. Goresan pena seorang aktivis dakwah,
Zaki Ahmad Rivai
via WA 08566929xxxx
(Rabu, 08 Juli 2015 @zaky_zr)
Pernahkah kau mendengarkan cerita tentang kesetiaan Sang Subuh? Duhai begitu indah segala yang dilakukan Sang Subuh. Begitu indah segala yang ada pada Sang Subuh. Tak pernah lekang dari ingatan siapapun yang senantiasa waspada di waktu subuh, tentang apapun yang mereka lakukan dan raih di waktu subuh. Sungguh indah Sang Subuh. Kini akan kuceritakan tentang hebatnya kesetiaan Sang Subuh. Tuhan kita membagi waktu-waktu dalam sehari menjadi beberapa bagian. Mereka terbagi menjadi pagi, siang, sore, dan malam. Subuh, sebagaimana yang lazimnya kita rasakan, hanya mendapat jatah waktu yang sangat sebentar. Tak lebih dari setengah jam. Hanya setengah jam. Namun, di sinilah kita akan belajar tentang kesetiaannya.
Subuh, ialah waktu yang memulai segala proses. Setengah jam itu ia gunakan untuk memancarkan keindahan bagi siapapun yang menyambutnya. Subuh memberikan ketentraman yang tak mampu diberikan oleh pagi, siang, sore, dan malam. Tahukah kau kapan kau akan melihat garis-garis dan warna langit yang paling indah? Lawanlah rasa malasmu, singkap selimut tidurmu, keluarlah dari rumahmu dan pandanglah langit di waktu subuh. Jangan terlambat, sebelum matahari kembali merajai panggung waktu.
Subuh memicu embun untuk keluar ke atas dedaunan, ke atas tanah, melapisi jendela-jendelamu yang berdebu, dan menyejukkan makhluk manapun yang disapa olehnya. Embun berandil memekarkan setangkai bunga. Setangkai bunga itu dapat menghidupi seekor lebah. Lalu seekor lebah itu dapat menghasilkan madu nan menyehatkan.
Siapapun yang sehat, akan dapat beraktivitas dari pagi hingga sore dengan semangat. Siapapun yang sehat akan memiliki energi yang cukup demi memberikan cinta yang tulus kepada siapapun yang dikasihinya. Dengan cinta itu, setiap orang akan dapat menjalin kasih, bergandengan tangan, melestarikan kedamaian, dan tak ada lagi perpecahan dan pertumpahan darah.
Apakah terbayang olehmu bagaimana kekuatan setetes embun itu? Dapatkah kau bayangkan betapa kuatnya pengaruh Sang Subuh? Dan hal itu lahir dengan diawali kesetiaan Sang Subuh. Inilah salah satu buah kesetiaan Sang Subuh. Tak pernah ada gunanya pagi apabila tak pernah ada Sang Subuh.
Subuh memanfaatkan waktu sempitnya untuk mengabdi. Subuh menggunakan waktunya yang sedikit untuk menebar manfaat ke segala penjuru. Subuh memberikan kesejukan bagi siapapun yang menyambutnya. Subuh memberikan panggilan kemenangan bagi orang-orang yang berserah diri.
Betapa mulianya kau, wahai Sang Subuh! Perlu kau ketahui, bahwa Tuhanmu pun memuji Sang Subuh. Tahukah kau, Tuhanmu pernah berfirman tentang kuda yang menerjang musuh di waktu subuh? Bukan karena kuda yang perkasa, tetapi karena subuh adalah waktu paling berharga yang sangat sayang untuk dilewatkan.
Pasukan perang di zaman kejayaan Islam meraih kemenangan gemilang karena mengawali serangan di waktu subuh. Dimana ketika itu pasukan musuh masih terlelap dan terbuai mimpi tak acuh terhadap kesetiaan Sang Subuh. Pejuang hebat tak melewatkan waktu subuh.
Perlu kau ketahui, bahwa subuh adalah waktu bagi kau untuk siap siaga. Ketika subuh, panggilan meraih kemenangan datang. Pintu-pintu hari terbuka menyambut kedatanganmu. Beruntunglah bagi mereka yang mengindahkan panggilan kemenangan. Beruntunglah bagi mereka yang menyambut subuh dengan sukacita.
Kau hanya perlu melawan setan yang memicu kemalasanmu. Kau hanya perlu berdoa dan membasuh wajahmu hingga kakimu. Untuk menyambut Sang Subuh. Untuk mendapat semangat Sang Subuh yang setia. Perlu kau ketahui, malaikat-pun pernah mengingatkan untuk bersiap-siap menyambut datangnya Sang Subuh.
Manakala sebuah hukuman besar akan diturunkan bagi kaum yang tidak mengindahkan titah Tuhan untuk menjalin kasih dengan pasangan yang seharusnya. Mereka berpasangan dengan jenis yang sama; laki-laki dengan laki-laki, perempuan dengan perempuan. Dan hukuman itu turun pada waktu subuh.
Sang Subuh menerima waktu sempitnya dengan memberikan keindahan tak terperi bagi seluruuh makhluk hidup di dunia ini. Belajarlah kesetiaan pada Sang Subuh. Belajarlah untuk selalu bersyukur dengan kekurangan yang ada. Belajarlah untuk tetap berusaha memberikan yang terbaik dalam keterbatasan. Belajarlah untuk tidak menyia-nyiakan setiap detik yang kita miliki untuk mencintai orang yang kita kasihi. Belajarlah untuk tidak pernah mengeluh dalam setiap keadaan. Belajarlah untuk tidak menunda-nunda pekerjaan, karena waktu tidak menunggumu. Belajarlah untuk taat dalam kondisi apapun, karena kiamat tak menunggu kesiapanmu. Belajarlah pada Sang Subuh. Belajarlah cara menjalani hidup pada Sang Subuh. Menjalani hidup dengan penuh kesetiaan.
Usai shubuh hari ini aku sempatkan membaca cerita hikmah Belajar Setia Pada Sang Subuh. Goresan pena seorang aktivis dakwah,
Zaki Ahmad Rivai
via WA 08566929xxxx
RENUNGAN MENUJU MASA TUA
1. Sisa umur yang pendek,
"Yg bisa dan baik kita makan, makanlan"
"Yg bisa dan baik kita pakai, pakailah"
"Yg baik dan ingin kita beli, belilah"
"Kalau masih bisa memberi, memberilah"
"Kalau bisa berbagi, berbagilah"
"Ingin berkumpul dan silaturrahiim, lakukanlan..."
Karena semua yg ada tdk bisa kita bawa ke kubur.
Dan jangan kawatir dg ahli waris, karena Allaah yg akan mengatur Rejeki mereka selagi mereka berusaha.
Nikmatilah hidup dg pasangan kita selagi masih ada.
2. Dulu kita berusaha keras untuk memiliki yg kita cintai. Kini mulai saatnya berusaha keras untuk ikhlas untuk melepas yg kita cinta.
Karena pada akhirnya harta, tahta, anak, istri atau suami akan kembali kepada NYA.
Percayalah, kebahagiaan tidak akan bisa kita rasakan tanpa keikhlasan.
3. Sehari berlalu, umur berkurang sehari. Bila kita lewati hari ini dg bahagia kita sangat beruntung, berbuat baiklah & selalu bersyukur, karena kita tdk tahu kapan kita akan dipanggil.
4. Waktu cepat berlalu, hidup ini sangat singkat dan susah. Dalam sekejap kita mulai memasuki masa menuju tua.
Dan dalam sekejap nanti kita akan berada di pusara.
Itu PASTI.
5. Bila membandingkan ke atas kita akan selalu merasa kurang. Membandingkan ke bawah kita cukup merasa lebih.
Bila kita bisa merasa cukup dan mensyukuri apa yg kita punya,
kita pasti bahagia.
Bersyukurlah dg apa yg kita punya.
6. Harta, kekayaan, kedudukan jabatan & kehormatan,.. semua itu hanya titipan, hanya sementara. Yang terbaik dan terpenting adalah beribadah kpd Allaah, perilaku yg baik, bisa membantu orang lain, tdk berbuat hal-hal yg tercela, kontrol diri.
Jangan MENYAKITI hati orang lain & melatih DIRI agar Sehat lahir batin.
Karena KESEHATAN adalah KEKAYAAN kita dan modal utama menikmati kebahagiaan hidup ini.
7. Kasih orang tua kepada anak tidak ada batasnya !!
Kasih anak kepada orang tua ada batasnya. Sadarlah.
Bila anak sakit, Hati orang tua bagai teriris, bila orang tua sakit biasanya anak cuma nengok & bertanya tanya.
Anak-anak memakai uang orang tua sudah seperti keharusan, tetapi orang tua memakai uang anak pasti tidak leluasa. Oleh karena itu CUKUPILAH diri sendiri dan berikanlah pada anak seBIJAKSANA mungkin.
8. Rumah orang tua adalah rumah anak, tetapi rumah anak bukanlah rumah orang tua. Orang tua selalu memberi tanpa pamrih. Tetapi tidak semua anak akan berbakti kepada orang tua. Sadarlah.
9. Orang tua selalu mendoakan anak, tetapi anak karena kesibukannya tidak selalu mendoakan orang tua.
Maka bekali kubur kita dg amal yg banyak, tidak hanya tergantung kepada doa anak.
10. Kebaikan dan keburukan akan selalu datang sebagai ujian dan tdk akan berakhir sampai kita mati.
Maka sikapi dengan rasa Syukur dan Sabar.
Insya Allaah Hari Tuamu Bahagia.
"SELAMAT BERBAHAGIA DIMASA MENUJU TUA"
08562964xxxx
"Yg bisa dan baik kita makan, makanlan"
"Yg bisa dan baik kita pakai, pakailah"
"Yg baik dan ingin kita beli, belilah"
"Kalau masih bisa memberi, memberilah"
"Kalau bisa berbagi, berbagilah"
"Ingin berkumpul dan silaturrahiim, lakukanlan..."
Karena semua yg ada tdk bisa kita bawa ke kubur.
Dan jangan kawatir dg ahli waris, karena Allaah yg akan mengatur Rejeki mereka selagi mereka berusaha.
Nikmatilah hidup dg pasangan kita selagi masih ada.
2. Dulu kita berusaha keras untuk memiliki yg kita cintai. Kini mulai saatnya berusaha keras untuk ikhlas untuk melepas yg kita cinta.
Karena pada akhirnya harta, tahta, anak, istri atau suami akan kembali kepada NYA.
Percayalah, kebahagiaan tidak akan bisa kita rasakan tanpa keikhlasan.
3. Sehari berlalu, umur berkurang sehari. Bila kita lewati hari ini dg bahagia kita sangat beruntung, berbuat baiklah & selalu bersyukur, karena kita tdk tahu kapan kita akan dipanggil.
4. Waktu cepat berlalu, hidup ini sangat singkat dan susah. Dalam sekejap kita mulai memasuki masa menuju tua.
Dan dalam sekejap nanti kita akan berada di pusara.
Itu PASTI.
5. Bila membandingkan ke atas kita akan selalu merasa kurang. Membandingkan ke bawah kita cukup merasa lebih.
Bila kita bisa merasa cukup dan mensyukuri apa yg kita punya,
kita pasti bahagia.
Bersyukurlah dg apa yg kita punya.
6. Harta, kekayaan, kedudukan jabatan & kehormatan,.. semua itu hanya titipan, hanya sementara. Yang terbaik dan terpenting adalah beribadah kpd Allaah, perilaku yg baik, bisa membantu orang lain, tdk berbuat hal-hal yg tercela, kontrol diri.
Jangan MENYAKITI hati orang lain & melatih DIRI agar Sehat lahir batin.
Karena KESEHATAN adalah KEKAYAAN kita dan modal utama menikmati kebahagiaan hidup ini.
7. Kasih orang tua kepada anak tidak ada batasnya !!
Kasih anak kepada orang tua ada batasnya. Sadarlah.
Bila anak sakit, Hati orang tua bagai teriris, bila orang tua sakit biasanya anak cuma nengok & bertanya tanya.
Anak-anak memakai uang orang tua sudah seperti keharusan, tetapi orang tua memakai uang anak pasti tidak leluasa. Oleh karena itu CUKUPILAH diri sendiri dan berikanlah pada anak seBIJAKSANA mungkin.
8. Rumah orang tua adalah rumah anak, tetapi rumah anak bukanlah rumah orang tua. Orang tua selalu memberi tanpa pamrih. Tetapi tidak semua anak akan berbakti kepada orang tua. Sadarlah.
9. Orang tua selalu mendoakan anak, tetapi anak karena kesibukannya tidak selalu mendoakan orang tua.
Maka bekali kubur kita dg amal yg banyak, tidak hanya tergantung kepada doa anak.
10. Kebaikan dan keburukan akan selalu datang sebagai ujian dan tdk akan berakhir sampai kita mati.
Maka sikapi dengan rasa Syukur dan Sabar.
Insya Allaah Hari Tuamu Bahagia.
"SELAMAT BERBAHAGIA DIMASA MENUJU TUA"
08562964xxxx
KISAH WANITA YANG HANYA MENJILBABI HATI
Al-Kisah diceritakan, ada
seorang wanita yang dikenal taat dalam beribadah. Dia sangat rajin
melakukan ibadah wajib maupun sunnah. Hanya ada satu kekurangannya, ia
tak mau berjilbab menutupi auratnya.
Setiap kali ditanya ia hanya tersenyum, seraya menjawab: “Insya Allah
yang penting hati dulu yang berjilbab.” Sudah banyak orang yang
menanyakan maupun menasihatinya. Tapi jawabannya tetap sama.
Hingga suatu malam ia bermimpi sedang berada di sebuah taman yang indah. Rumputnya sangat hijau. Berbagai macam bunga bermekaran. Ia bahkan bisa merasakan bagaimana segarnya udara dan wanginya bunga. Sebuah sungai yang sangat jernih. Airnya kelihatan melintas di pinggir taman. Semilir angin pun ia rasakan di sela-sela jarinya. Ada beberapa wanita di situ yang terlintas juga menikmati pemandangan keindahan taman. Ia pun menghampiri salah satu wanita tersebut. Wajahnya sangat bersih, seakan-akan memancarkan cahaya yang sangat lembut.
“Assalamu’alaikum saudariku…”
“Wa’alaikum salam…, selamat datang wahai saudariku…”
“Terimakasih, apakah ini syurga?” Wanita itu tersenyum.
“Tentu saja bukan wahai saudariku. Ini hanyalah tempat menunggu sebelum surga.”
“Benarkah? Tak bisa kubayangkan seperti apa indahnya surga jika tempat menunggunya saja sudah seindah ini…”
Wanita itu tersenyum lagi kemudian bertanya, “Amalan apa yang bisa membuatmu kembali wahai sudariku?”
“Aku selalu menjaga shalat, dan aku menambah dengan ibadah-ibadah sunnah. Alhamdulillah.” Tiba-tiba jauh diujung taman ia melihat sebuah pintu yang sangat indah. Pintu itu terbuka, dan ia melihat beberapa wanita yang di taman tadi mulai memasukinya satu per satu.
“Ayo, kita ikuti mereka!” Kata wanita itu sambil setengah berlari.
“Apa di balik pintu itu?”
“Tentu saja surga wahai saudariku…” Larinya semakin cepat.
“Tunggu… tunggu aku…” Ia berlari sekancang-kencangnya, namun tetap tertinggal. Wanita itu hanya setengah berlari sambil tersenyum padanya. Namun ia tetap saja tak mampu mengejarnya meski ia sudah berlari sekuat tenaga.
Ia lalu berteriak, “Amalan apa yang engkau lakukan sehingga engkau tampak begitu ringan?”
“Sama denganmu wahai saudariku…” Jawab wanita itu sambil tersenyum. Wanita itu telah mencapai pintu. Sebelah kakinya telah melewati pintu. Sebelum wanita itu melewati pintu sepenuhnya, ia berteriak pada wanita itu,
“Amalan apalagi yang engkau lakukan yang tidak aku lakukan?”
Wanita itu menatapnya dan tersenyum lalu berkata, “Apakah engkau tidak memperhatikan dirimu apa yang membedakan dengan diriku?” Ia sudah kehabisan nafas, tak mampu lagi menjawab,
“Apakah engkau mengira bahwa Rabbmu akan mengizinkanmu masuk ke surga-Nya tanpa jilbab penutup aurat?” Kata wanita itu.
Tubuh wanita itu telah melewati, tapi tiba-tiba kepalanya mengintip keluar memandangnya dan berkata, “Sungguh disayangkan, amalanmu tak mampu membuatmu mengikutiku memasuki surga ini. Cukuplah surga hanya sampai di hatimu karena niatmu adalah menghijabi hati.”
Ia tertegun… lalu terbangun… beristighfar lalu mengambil wudhu. Ia tunaikan shalat Malam, menangis dan menyesali perkataannya dahulu. Dan sekarang ia berjanji sejak saat ini ia akan MENUTUP AURATNYA.
Allah Swt. berfirman
“Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu, dan isteri-isteri orang mukmin, ‘hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal karena mereka tidak diganggu. Dan ALLAH adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al- Ahzab: 59)
Berjilbab adalah perintah langsung dari ALLAH Subhanahu Wa Ta’ala, lewat utusan-Nya yakni baginda Nabi Besar Muhammad Rasulullah Saw. Yang namanya perintah dari ALLAH adalah wajib bagi seorang hamba untuk mematuhi-Nya. Dan apabila dilanggar, ini jelas ia telah berdosa.
Semoga cerita di atas mengilhami bagi wanita yang belum berhijab. Karena berhijab bukan sekedar menjadi identitas seorang musimah saja tapi ini adalah kewajiban yang harus di kerjakan. Semoga bermanfaat buat semua
WA +62 838-7675-xxxx: <!-- END -->
Hingga suatu malam ia bermimpi sedang berada di sebuah taman yang indah. Rumputnya sangat hijau. Berbagai macam bunga bermekaran. Ia bahkan bisa merasakan bagaimana segarnya udara dan wanginya bunga. Sebuah sungai yang sangat jernih. Airnya kelihatan melintas di pinggir taman. Semilir angin pun ia rasakan di sela-sela jarinya. Ada beberapa wanita di situ yang terlintas juga menikmati pemandangan keindahan taman. Ia pun menghampiri salah satu wanita tersebut. Wajahnya sangat bersih, seakan-akan memancarkan cahaya yang sangat lembut.
“Assalamu’alaikum saudariku…”
“Wa’alaikum salam…, selamat datang wahai saudariku…”
“Terimakasih, apakah ini syurga?” Wanita itu tersenyum.
“Tentu saja bukan wahai saudariku. Ini hanyalah tempat menunggu sebelum surga.”
“Benarkah? Tak bisa kubayangkan seperti apa indahnya surga jika tempat menunggunya saja sudah seindah ini…”
Wanita itu tersenyum lagi kemudian bertanya, “Amalan apa yang bisa membuatmu kembali wahai sudariku?”
“Aku selalu menjaga shalat, dan aku menambah dengan ibadah-ibadah sunnah. Alhamdulillah.” Tiba-tiba jauh diujung taman ia melihat sebuah pintu yang sangat indah. Pintu itu terbuka, dan ia melihat beberapa wanita yang di taman tadi mulai memasukinya satu per satu.
“Ayo, kita ikuti mereka!” Kata wanita itu sambil setengah berlari.
“Apa di balik pintu itu?”
“Tentu saja surga wahai saudariku…” Larinya semakin cepat.
“Tunggu… tunggu aku…” Ia berlari sekancang-kencangnya, namun tetap tertinggal. Wanita itu hanya setengah berlari sambil tersenyum padanya. Namun ia tetap saja tak mampu mengejarnya meski ia sudah berlari sekuat tenaga.
Ia lalu berteriak, “Amalan apa yang engkau lakukan sehingga engkau tampak begitu ringan?”
“Sama denganmu wahai saudariku…” Jawab wanita itu sambil tersenyum. Wanita itu telah mencapai pintu. Sebelah kakinya telah melewati pintu. Sebelum wanita itu melewati pintu sepenuhnya, ia berteriak pada wanita itu,
“Amalan apalagi yang engkau lakukan yang tidak aku lakukan?”
Wanita itu menatapnya dan tersenyum lalu berkata, “Apakah engkau tidak memperhatikan dirimu apa yang membedakan dengan diriku?” Ia sudah kehabisan nafas, tak mampu lagi menjawab,
“Apakah engkau mengira bahwa Rabbmu akan mengizinkanmu masuk ke surga-Nya tanpa jilbab penutup aurat?” Kata wanita itu.
Tubuh wanita itu telah melewati, tapi tiba-tiba kepalanya mengintip keluar memandangnya dan berkata, “Sungguh disayangkan, amalanmu tak mampu membuatmu mengikutiku memasuki surga ini. Cukuplah surga hanya sampai di hatimu karena niatmu adalah menghijabi hati.”
Ia tertegun… lalu terbangun… beristighfar lalu mengambil wudhu. Ia tunaikan shalat Malam, menangis dan menyesali perkataannya dahulu. Dan sekarang ia berjanji sejak saat ini ia akan MENUTUP AURATNYA.
Allah Swt. berfirman
“Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu, dan isteri-isteri orang mukmin, ‘hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal karena mereka tidak diganggu. Dan ALLAH adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al- Ahzab: 59)
Berjilbab adalah perintah langsung dari ALLAH Subhanahu Wa Ta’ala, lewat utusan-Nya yakni baginda Nabi Besar Muhammad Rasulullah Saw. Yang namanya perintah dari ALLAH adalah wajib bagi seorang hamba untuk mematuhi-Nya. Dan apabila dilanggar, ini jelas ia telah berdosa.
Semoga cerita di atas mengilhami bagi wanita yang belum berhijab. Karena berhijab bukan sekedar menjadi identitas seorang musimah saja tapi ini adalah kewajiban yang harus di kerjakan. Semoga bermanfaat buat semua
WA +62 838-7675-xxxx: <!-- END -->
KISAH PEREMPUAN YANG SUKA NAWAR BARANG DAGANGAN
Jangan
memperlakukan orang lain semena-mena (katanya sih ini true story).
Sebagai istri, saya tentu ingin disayang suami. Belajar masak, rajin bersih-bersih rumah, berlaku lembut penuh cinta kepada suami, dan berusaha hemat dalam penggunaan uang belanja biar disebut istri cerdas & yang tersayang. Setiap kali belanja kemanapun, saya pasti ngotot berusaha menawar dagangan dengan harga semurah mungkin. Diskon seribu, dua ribu saya kejar, padahal energi yang dikeluarkan untuk tawar-menawar panjang, bisa lebih dari itu. Tapi demi disayang suami, saya tetep ngotot. Tak jarang suami yang mengantar mulai tidak sabar & geleng-geleng kepala. Saya sih cuek saja, istri pelitnya ini selalu beralasan sama, kan biar hemat.
Suatu sore setelah lelah keliling pasar, di perjalanan menuju parkiran mobil, seorang pedagang tanaman bunga yang berusia sepuh menawarkan dagangannya:
Pedagang: “Neng, beli neng dagangan bapak, bibit bunga mawar 5 pot cuma 25.000 per pot”
Tadinya saya cuek, tapi tiba-tiba teringat pekarangan mungil di rumah yang kosong. Wah murah nih, pikir saya, cuma 25.000/pot, tapi ah pasti bisa ditawar.
Saya: “Ah mahal banget pak 25.000, udah 10.000/pot,” dengan gaya cuek saya menawar sadis.
Pedagang: “Jangan neng, ini bibit bagus. Bapak jual udah murah, 15.000 aja gimana neng bapak udah sore mau pulang.”
Saya ragu sejenak, memang murah sih. Di toko, bibit bunga mawar paling tidak 45.000 harga 1 pot nya. Tapi bukan saya dong kalau tidak berjuang.
Saya: “Halah udah pak, 10.000 ribu aja 1 pot. Kalau gak dikasih ya gak apa-apa,” saya berlagak hendak pergi.
Pedagang: “Eh neng…,” dia ragu sejenak dan menghela nafas. “Ya sudah neng gak apa-apa 10.000, tapi neng ambil semuanya ya, bapak mau pulang udah sore.”
Saya: (Saya bersorak dalam hati. Yeee…menang) “Oke pak, jadi 50.000 ribu ya untuk 5 pot. Bawain sekalian ya pak ke mobil saya, tuh yang di ujung parkiran.” Saya pun melenggang pergi menyusul suami yang sudah duluan. Si bapak pedagang mengikuti di belakang.
Sesampainya di parkiran, si bapak membantu menaruh pot-pot tadi ke dalam mobil, saya membayar 50.000 lalu si bapak tadi segera pergi. Lalu terjadilah percakapan berikut dengan suami,
Saya: “Bagus kan Yang, aku dapet 5 pot bibit bunga mawar harga murah.”
Suami: “Oohh..berapa kamu bayar ?”
Saya: “50 ribu.”
Suami: “Hah…!!! Itu semua 5 pot ?” dia kaget
Saya: “Iya dong… hebat kan aku nawarnya ? Tadi Dia nawarinnya 25.000 1 pot,” saya tersenyum lebar dan bangga.
Suami: “Gila kamu, sadis amat. Pokoknya aku gak mau tahu. Kamu susul itu si bapak sekarang, kamu bayar dia 125.000 tambah upah bawain ke mobil 25.000 lagi. Nih, kamu kejar kamu kasi dia 150.000 !” Suami membentak keras dan marah, saya kaget dan bingung.
Saya: “Tapi…kenapa..?”
Suami: Makin kencang ngomongnya, “Cepetan susul sana, tunggu apa lagi.”
Tidak ingin dibentak lagi, saya langsung turun dari mobil dan berlari mengejar si bapak tua. Saya lihat dia hendak naik angkot di pinggir jalan.
Saya: “Pak……tunggu pak…”
Pedagang: “Eh, neng kenapa ?”
Saya: “Pak, ini uang 150.000 pak dari suami saya katanya buat bapak, bapak terima ya, saya gak mau dibentak suami, saya takut.”
Pedagang: “Lho, neng kan tadi udah bayar 50.000, bener kok uangnya,” si bapak keheranan.
Saya: “udah bapak terima aja. Ini dari suami saya. Katanya harga bunga bapak pantesnya dihargain segini,” sambil saya serahkan uang 150.000 ke tangannya.
Pedagang: Tiba-tiba menangis dan berkata, “Ya Allah neng…makasih banyak neng…ini jawaban do'a bapak sedari pagi, seharian dagangan bapak gak ada yang beli, yang noleh pun gak ada. Anak istri bapak lagi sakit di rumah gak ada uang buat berobat. Pas neng nawar bapak pikir gak apa-apa harga segitu asal ada uang buat beli beras aja buat makan. Ini bapak mau buru-buru pulang kasian mereka nunggu. Makasih ya neng…suami neng orang baik. Neng juga baik jadi istri nurut sama suami, Alhamdulillah ya Allah. Bapak pamit neng mau pulang…,” dan si bapak pun berlalu.
Saya: (speechless dan kembali ke mobil).
Sepanjang perjalanan saya diam dan menangis, benar kata suami, tidak pantas menghargai jerih payah orang dengan harga semurah mungkin hanya karena kita pelit. Berapa banyak usaha si bapak sampai bibit itu siap dijual, tidak terpikirkan oleh saya. Sejak itu, saya berubah dan tak pernah lagi menawar sadis kepada pedagang kecil manapun. Percaya saja bahwa rejeki sudah diatur oleh Tuhan.
Ribuan orang menangis membaca cerita ini, pengingat untuk kita yang kadang tidak adil dalam memperlakukan orang lain semena-mena. Semoga tidak terjadi pada Anda.....
SEMOGA BERMANFAAT. AAMIIN
WA 08564062xxxx
Sebagai istri, saya tentu ingin disayang suami. Belajar masak, rajin bersih-bersih rumah, berlaku lembut penuh cinta kepada suami, dan berusaha hemat dalam penggunaan uang belanja biar disebut istri cerdas & yang tersayang. Setiap kali belanja kemanapun, saya pasti ngotot berusaha menawar dagangan dengan harga semurah mungkin. Diskon seribu, dua ribu saya kejar, padahal energi yang dikeluarkan untuk tawar-menawar panjang, bisa lebih dari itu. Tapi demi disayang suami, saya tetep ngotot. Tak jarang suami yang mengantar mulai tidak sabar & geleng-geleng kepala. Saya sih cuek saja, istri pelitnya ini selalu beralasan sama, kan biar hemat.
Suatu sore setelah lelah keliling pasar, di perjalanan menuju parkiran mobil, seorang pedagang tanaman bunga yang berusia sepuh menawarkan dagangannya:
Pedagang: “Neng, beli neng dagangan bapak, bibit bunga mawar 5 pot cuma 25.000 per pot”
Tadinya saya cuek, tapi tiba-tiba teringat pekarangan mungil di rumah yang kosong. Wah murah nih, pikir saya, cuma 25.000/pot, tapi ah pasti bisa ditawar.
Saya: “Ah mahal banget pak 25.000, udah 10.000/pot,” dengan gaya cuek saya menawar sadis.
Pedagang: “Jangan neng, ini bibit bagus. Bapak jual udah murah, 15.000 aja gimana neng bapak udah sore mau pulang.”
Saya ragu sejenak, memang murah sih. Di toko, bibit bunga mawar paling tidak 45.000 harga 1 pot nya. Tapi bukan saya dong kalau tidak berjuang.
Saya: “Halah udah pak, 10.000 ribu aja 1 pot. Kalau gak dikasih ya gak apa-apa,” saya berlagak hendak pergi.
Pedagang: “Eh neng…,” dia ragu sejenak dan menghela nafas. “Ya sudah neng gak apa-apa 10.000, tapi neng ambil semuanya ya, bapak mau pulang udah sore.”
Saya: (Saya bersorak dalam hati. Yeee…menang) “Oke pak, jadi 50.000 ribu ya untuk 5 pot. Bawain sekalian ya pak ke mobil saya, tuh yang di ujung parkiran.” Saya pun melenggang pergi menyusul suami yang sudah duluan. Si bapak pedagang mengikuti di belakang.
Sesampainya di parkiran, si bapak membantu menaruh pot-pot tadi ke dalam mobil, saya membayar 50.000 lalu si bapak tadi segera pergi. Lalu terjadilah percakapan berikut dengan suami,
Saya: “Bagus kan Yang, aku dapet 5 pot bibit bunga mawar harga murah.”
Suami: “Oohh..berapa kamu bayar ?”
Saya: “50 ribu.”
Suami: “Hah…!!! Itu semua 5 pot ?” dia kaget
Saya: “Iya dong… hebat kan aku nawarnya ? Tadi Dia nawarinnya 25.000 1 pot,” saya tersenyum lebar dan bangga.
Suami: “Gila kamu, sadis amat. Pokoknya aku gak mau tahu. Kamu susul itu si bapak sekarang, kamu bayar dia 125.000 tambah upah bawain ke mobil 25.000 lagi. Nih, kamu kejar kamu kasi dia 150.000 !” Suami membentak keras dan marah, saya kaget dan bingung.
Saya: “Tapi…kenapa..?”
Suami: Makin kencang ngomongnya, “Cepetan susul sana, tunggu apa lagi.”
Tidak ingin dibentak lagi, saya langsung turun dari mobil dan berlari mengejar si bapak tua. Saya lihat dia hendak naik angkot di pinggir jalan.
Saya: “Pak……tunggu pak…”
Pedagang: “Eh, neng kenapa ?”
Saya: “Pak, ini uang 150.000 pak dari suami saya katanya buat bapak, bapak terima ya, saya gak mau dibentak suami, saya takut.”
Pedagang: “Lho, neng kan tadi udah bayar 50.000, bener kok uangnya,” si bapak keheranan.
Saya: “udah bapak terima aja. Ini dari suami saya. Katanya harga bunga bapak pantesnya dihargain segini,” sambil saya serahkan uang 150.000 ke tangannya.
Pedagang: Tiba-tiba menangis dan berkata, “Ya Allah neng…makasih banyak neng…ini jawaban do'a bapak sedari pagi, seharian dagangan bapak gak ada yang beli, yang noleh pun gak ada. Anak istri bapak lagi sakit di rumah gak ada uang buat berobat. Pas neng nawar bapak pikir gak apa-apa harga segitu asal ada uang buat beli beras aja buat makan. Ini bapak mau buru-buru pulang kasian mereka nunggu. Makasih ya neng…suami neng orang baik. Neng juga baik jadi istri nurut sama suami, Alhamdulillah ya Allah. Bapak pamit neng mau pulang…,” dan si bapak pun berlalu.
Saya: (speechless dan kembali ke mobil).
Sepanjang perjalanan saya diam dan menangis, benar kata suami, tidak pantas menghargai jerih payah orang dengan harga semurah mungkin hanya karena kita pelit. Berapa banyak usaha si bapak sampai bibit itu siap dijual, tidak terpikirkan oleh saya. Sejak itu, saya berubah dan tak pernah lagi menawar sadis kepada pedagang kecil manapun. Percaya saja bahwa rejeki sudah diatur oleh Tuhan.
Ribuan orang menangis membaca cerita ini, pengingat untuk kita yang kadang tidak adil dalam memperlakukan orang lain semena-mena. Semoga tidak terjadi pada Anda.....
SEMOGA BERMANFAAT. AAMIIN
WA 08564062xxxx
Rabu, 20 Januari 2016
IRONI DAN REALITA DI ZAMAN KITA, versi 2016
Mutiara Hikmah :
Banyak rumah besar - keluarganya makin kecil
Gelar makin tinggi - akal sehat makin rendah
Pengobatan makin canggih - kesehatan makin buruk
Travelling keliling dunia - tak kenal dgn tetangga
Penghasilan bertambah - tak ada ketentraman jiwa
Kualitas ilmu tinggi - kualitas emosi rendah
Manusia makin banyak - rasa kemanusiaan makin menipis
Pengetahuan makin bagus - kearifan makin berkurang
Perselingkuhan makin marak - kesetiaan hampir punah
Banyak teman di dunia maya - tak punya sahabat sejati
Minuman keras makin banyak - air bersih makin berkurang
Pakai jam tangan mahal - selalu kekurangan waktu
Ilmu semakin tersebar - adab dan akhlak makin lenyap
Al Qur’an banyak dihafal - sedikit sekali yg mengamalkan
Belajar semakin mudah - guru makin tak berharga
Teknologi informasi kian canggih - fitnah dan aib makin banyak tersebar
Orang yang sedikit ilmu banyak bicara - orang yg banyak ilmu terdiam
Akhir zaman sdh tampak jelas dihadapan kita
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ . .
“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari siksa Jahannam, dari siksa kubur, dari fitnah hidup dan mati dan dari keburukan fitnah Al Masih Ad Dajjal” (HR. Muslim)
Sum. WA 08564925xxxx
Banyak rumah besar - keluarganya makin kecil
Gelar makin tinggi - akal sehat makin rendah
Pengobatan makin canggih - kesehatan makin buruk
Travelling keliling dunia - tak kenal dgn tetangga
Penghasilan bertambah - tak ada ketentraman jiwa
Kualitas ilmu tinggi - kualitas emosi rendah
Manusia makin banyak - rasa kemanusiaan makin menipis
Pengetahuan makin bagus - kearifan makin berkurang
Perselingkuhan makin marak - kesetiaan hampir punah
Banyak teman di dunia maya - tak punya sahabat sejati
Minuman keras makin banyak - air bersih makin berkurang
Pakai jam tangan mahal - selalu kekurangan waktu
Ilmu semakin tersebar - adab dan akhlak makin lenyap
Al Qur’an banyak dihafal - sedikit sekali yg mengamalkan
Belajar semakin mudah - guru makin tak berharga
Teknologi informasi kian canggih - fitnah dan aib makin banyak tersebar
Orang yang sedikit ilmu banyak bicara - orang yg banyak ilmu terdiam
Akhir zaman sdh tampak jelas dihadapan kita
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ . .
“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari siksa Jahannam, dari siksa kubur, dari fitnah hidup dan mati dan dari keburukan fitnah Al Masih Ad Dajjal” (HR. Muslim)
Sum. WA 08564925xxxx
Minggu, 17 Januari 2016
HASIL KONFERENSI ULAMA TORIQOH INTERNASIONAL
“Kalau kita kehilangan emas, kita bisa medapatkan emas di pasar emas. Kalau kita kehilangan kekasih, tahun depan kita bisa bertemu kekasih. Tapi kalau kita kehilangan tanah air, di mana kita bisa mendapatkan tanah air?” -Syair dari Negara Iraq-
9 Konsensus Bela Negara hasil Konferensi Internasional Ulama Thariqah Bela Negara 2016
1. Negara adalah tempat tinggal di mana agama diimplementasikan dalam kehidupan.
2. Bernegara merupakan kebutuhan primer dan tanpanya kemaslahatan tidak terwujud.
3. Bela negara adalah di mana setiap warga merasa memiliki dan cinta terhadap negara sehingga berusaha untuk mempertahankan dan memajukanya.
4. Bela negara merupakan suatu kewajiban seluruh elemen bangsa sebagaimana dijelaskan Al-Quran dan Hadis.
5. Bela negara dimulai dari membentuk kesadaran diri yang bersifat ruhani dengan bimbingan para ulama.
6. Bela negara tidak terbatas melindungi negara dari musuh atau sekadar tugas kemiliteran, melainkan usaha ketahanan dan kemajuan dalam semua aspek kehidupan seperti ekonomi, pendidikan, politik, pertanian, sosial budaya dan teknologi informasi.
7. Bela negara menolak adanya terorisme,radikalisme dan ekstrimisme yang mengataasnamakan agama.
8. Untuk mewujudkan bela negara dibutuhkan empat pilar, yaitu ilmuwan, pemerintahan yang kuat, ekonomi dan media.
9. Menjadi Indonesia sebagai inisiator bela negara yang merupakan perwujudan dari islam rahmatan lil alamin.
Ditandatangani oleh:
1. Habib Muhamnad Lutfi bin Yahya. (Indonesia)
2. Dr. Syekh Muhammad Adnan al-Afiyuni.(Suriah)
3. Dr. Syekh Aziz al-Idrisi. (Maroko)
4. Prof. Dr. Syekh Muhammad Fadhil al-Jailani. (Turki)
5. Habib Zaid bin Abdurrahman bin Yahya. (Yaman)
6. Dr. Syaikh Aziz Abidin. (USA)
7. Syekh 'Aun Mu'in al-Quddumi. (Yordania)
Ditetapkan di Pekalongan
16 Januari 2016
9 Konsensus Bela Negara hasil Konferensi Internasional Ulama Thariqah Bela Negara 2016
1. Negara adalah tempat tinggal di mana agama diimplementasikan dalam kehidupan.
2. Bernegara merupakan kebutuhan primer dan tanpanya kemaslahatan tidak terwujud.
3. Bela negara adalah di mana setiap warga merasa memiliki dan cinta terhadap negara sehingga berusaha untuk mempertahankan dan memajukanya.
4. Bela negara merupakan suatu kewajiban seluruh elemen bangsa sebagaimana dijelaskan Al-Quran dan Hadis.
5. Bela negara dimulai dari membentuk kesadaran diri yang bersifat ruhani dengan bimbingan para ulama.
6. Bela negara tidak terbatas melindungi negara dari musuh atau sekadar tugas kemiliteran, melainkan usaha ketahanan dan kemajuan dalam semua aspek kehidupan seperti ekonomi, pendidikan, politik, pertanian, sosial budaya dan teknologi informasi.
7. Bela negara menolak adanya terorisme,radikalisme dan ekstrimisme yang mengataasnamakan agama.
8. Untuk mewujudkan bela negara dibutuhkan empat pilar, yaitu ilmuwan, pemerintahan yang kuat, ekonomi dan media.
9. Menjadi Indonesia sebagai inisiator bela negara yang merupakan perwujudan dari islam rahmatan lil alamin.
Ditandatangani oleh:
1. Habib Muhamnad Lutfi bin Yahya. (Indonesia)
2. Dr. Syekh Muhammad Adnan al-Afiyuni.(Suriah)
3. Dr. Syekh Aziz al-Idrisi. (Maroko)
4. Prof. Dr. Syekh Muhammad Fadhil al-Jailani. (Turki)
5. Habib Zaid bin Abdurrahman bin Yahya. (Yaman)
6. Dr. Syaikh Aziz Abidin. (USA)
7. Syekh 'Aun Mu'in al-Quddumi. (Yordania)
Ditetapkan di Pekalongan
16 Januari 2016
Rabu, 13 Januari 2016
MUHASABAH DIRI DARI KISAH UANG
Uang kertas Rp1,000 dan Rp 100,000 dibuat dari
kertas yg sama dan diedarkan oleh Bank
Indonesia (BI). Ketika dicetak, mereka bersama,
tetapi berpisah di bank dan beredar di
masyarakat.
Bagaimanapun, 4 bulan kemudian mereka
bertemu secara tidak sengaja di dalam dompet
seorang pemuda.
Maka mereka pun ngobrol:
Uang Rp 100,000 bertanya kepada Rp 1,000 ;
"Kenapa badan kamu begitu lusuh, kotor dan
berbau amis?" Rp 1,000 menjawab; "Karena
begitu aku keluar dari bank, terus ke tangan
orang bawah dari kalangan buruh, penjaja,
penjual ikan dan di tangan pengemis." Lalu Rp
1,000 bertanya balik kepada Rp 100,000; "Kenapa
kau begitu baru, rapi dan masih bersih?" Rp
100,000 menjawab; "Karena begitu aku keluar
dari bank, terus disambut perempuan cantik, dan
beredarnya pun di restoran mahal, di kompleks
pasar raya mall bergengsi dan juga hotel
berbintang serta keberadaanku selalu dijaga dan
jarang keluar dari dompet." Lalu Rp 1,000
bertanya lagi;
"Pernahkah engkau berada di tempat ibadah?" Rp
100,000 menjawab;
"Belum pernah"
Rp 1,000 pun berkata lagi; "Ketahuilah walaupun
aku hanya Rp 1,000 tetapi aku selalu berada di
seluruh tempat ibadah, dan di tangan anak-anak
yatim piatu dan fakir miskin bahkan aku
bersyukur kepada Tuhan semesta alam. Aku
tidak dipandang sebagai sebuah nilai, tetapi
adalah sebuah manfaat.
Lantas menangislah Rp 100,000 karena merasa
besar, hebat, tinggi tetapi kurang
bermanfaat selama ini.
edisi revisi
sumber: WA 08578514xxxx
kertas yg sama dan diedarkan oleh Bank
Indonesia (BI). Ketika dicetak, mereka bersama,
tetapi berpisah di bank dan beredar di
masyarakat.
Bagaimanapun, 4 bulan kemudian mereka
bertemu secara tidak sengaja di dalam dompet
seorang pemuda.
Maka mereka pun ngobrol:
Uang Rp 100,000 bertanya kepada Rp 1,000 ;
"Kenapa badan kamu begitu lusuh, kotor dan
berbau amis?" Rp 1,000 menjawab; "Karena
begitu aku keluar dari bank, terus ke tangan
orang bawah dari kalangan buruh, penjaja,
penjual ikan dan di tangan pengemis." Lalu Rp
1,000 bertanya balik kepada Rp 100,000; "Kenapa
kau begitu baru, rapi dan masih bersih?" Rp
100,000 menjawab; "Karena begitu aku keluar
dari bank, terus disambut perempuan cantik, dan
beredarnya pun di restoran mahal, di kompleks
pasar raya mall bergengsi dan juga hotel
berbintang serta keberadaanku selalu dijaga dan
jarang keluar dari dompet." Lalu Rp 1,000
bertanya lagi;
"Pernahkah engkau berada di tempat ibadah?" Rp
100,000 menjawab;
"Belum pernah"
Rp 1,000 pun berkata lagi; "Ketahuilah walaupun
aku hanya Rp 1,000 tetapi aku selalu berada di
seluruh tempat ibadah, dan di tangan anak-anak
yatim piatu dan fakir miskin bahkan aku
bersyukur kepada Tuhan semesta alam. Aku
tidak dipandang sebagai sebuah nilai, tetapi
adalah sebuah manfaat.
Lantas menangislah Rp 100,000 karena merasa
besar, hebat, tinggi tetapi kurang
bermanfaat selama ini.
edisi revisi
sumber: WA 08578514xxxx
Selasa, 12 Januari 2016
KISAH SI KRISTEN DAN PESANTREN
Aku, Aulia, dan Airlangga terbahak-bahak saat kami menyadari kaki kami bengkak karena perjalanan melelahkan dari Yogyakarta-Sleman-Purworejo-Jakarta dengan modal tiga ratus ribu rupiah untuk bertiga. Namun, bukan tentang kaki yang bengkak yang hendak ku ceritakan dalam halaman ini, tetapi mengenai inspirasi yang membengkak akibat perjalanan ini. Perjalanan ini tidak hanya sekedar berpindah secara fisik dari satu tempat ke tempat lain, tetapi juga perjalanan ke dalam diri sendiri dalam rangka mengenal diri sendiri atau yang disebut sebagai ‘ziarah diri’
Kami adalah 3 dari antara 47 peserta Youth Adventure dan Youth Leaders Forum 2014 yang diadakakan olehGerakan Mari Berbagi. Sesuai nama gerakannya, maka petualangan yang
kami lakukan juga bertema berbagi. Di kota pertama yaitu Sleman, kami melakukan yang namanya Ziarah Pengemis, dimana kami harus meminta berbagai bantuan dari orang lain agar dapat makan dan beristirahat serta punya sumber daya yang cukup untuk melakukan perjalanan selanjutnya ke Purworejo dan Jakarta. Sedangkan di kota kedua, yaitu Purworejo, kami diharuskan melakukan kegiatan berbagi dengan orang lain, atau yang disebut Ziarah Penderma. Di dalam bus malam Purworejo menuju Jakarta, momen-momen inspiratif itu berkelabut di kepalaku, menjadi penawar rasa lelah dan bosan berbelas-belas jam duduk di dalam bus.
Di dalam kepalaku, aku kembali ke titik itu. Titik dimana aku berdiri di depan sebuah pondok pesantren di Sleman. Aulia dan Airlangga sudah maju beberapa langkah di depanku. Entah mereka tahu atau tidak, aku terguncang saat itu. Aku sangat takut. Sekuat tenaga, aku mengontrol emosiku. Aku adalah seorang yang beragama Kristen dan aku sebisa mungkin menghindari pemeluk agama Islam yang ku anggap fanatik, termasuk orang-orang pesantren. Jauh sebelum titik ini, aku mengalami hal yang tidak menyenangkan dan sampai sekarang masih aku ingat. Waktu itu, aku masih duduk di bangku SMP. Salah satu guru agama Islam di sekolahku sepertinya sangat benci dengan orang Kristen. Tiap kali beliau masuk kelas, ia pasti akan bercerita dengan banyak sindiran terhadap orang Kristen. Menit-menit sangat menyiksa dan aku seperti sedang ditertawakan oleh teman-teman sekelasku. Setelah cerita itu selesai, barulah kami yang non-muslim diperkenankan keluar kelas. Hal itu terjadi sangat sering selama 2 tahun ia mengajar di kelasku. Ini membuat hari dimana ada pelajaran agama Islam menjadi sangat menakutkan bagiku. Sampai suatu hari, ada rapat OSIS di dalam musholla sekolah dan beliau berdiri di dekat pintu. Karena tidak berani masuk ke musholla, aku hanya berdiri sebentar didekat sepatu-sepatu diletakkan dan setelah itu dengan dada sesak dan mata basah aku pergi dan tidak mengikuti rapat. Sejak masa-masa itu, aku menjadi sangat tidak nyaman dengan pemuka agama Islam.
Ketakutan akan rasa ditolak, disalahkan, dianggap najis, kafir, dipojokkan menyelimuti hatiku. Otakku pun mendukung dengan logikanya: “kenapa harus ke pesantren, toh kami sebenarnya sudah mendapatkan izin menumpang di kontrakan temanku di Sleman".
Tiba-tiba Aulia bertanya “Kakak, ga apa-apa Kak?”
Aku bingung sebenarnya harus menjawab apa. Aku berusaha berdialog dengan diriku sendiri. “Mungkin ini adalah tantangan pertama untuk melawan ego mu. Kamu harus keluar dari zona nyamanmu, dan coba lihat ada apa di dalam sana” ucapku dalam hati.
Aku kemudian menjawab Aulia dengan pelan, “Ga apa-apa.”
Setelah beberapa menit berdiri di luar, kami di sambut oleh seorang santri. Pergulatan di dalam diriku belum selesai. Ada bagian diriku yang berharap, semoga kami tidak bisa menginap di pesantren. Airlangga kemudian menjelaskan kondisi kami saat itu kepada Santri dan Istri sang Ustadz. Aku masih berharap kami tidak tidur di sana. Beberapa saat kemudian, Airlangga masuk ke ruangan tempat kami menunggu dan memberi kabar bahwa kami diizinkan menginap. Bukannya senang, aku malah kecewa. Aku masih takut.
Menit demi menit berlalu, kami disambut hangat oleh Istri Sang Ustadz. Keramahan beliau sedikit memberi ketenangan di dalam hatiku yang sedang riuh. Kami disuguhkan minum, makan, cemilan, dan yang terpenting senyum yang tidak berhenti menyungging di wajah si Ibu. Beberapa lama kemudian Ustadz datang, dan dengan keramahan yang sama ia menemani kami. Malam berganti pagi, dan kami harus bersiap meninggalkan kota Sleman untuk menuju Purworejo. Sebelumnya seorang santri, memberikan kami sarapan bubur gudeg yang lezat. Lezat sekali karena terasa tulusnya. Selama interaksi yang terjadi dengan Ibu, Ustadz, dan Santri, tidak ada rasa risih yang mereka tampakan ketika aku berada di dekat mereka. Ketika Ustadz bicara pun, ia menanyakan namaku dan melibatkan aku dalam pembicaraan.
“Pluralitas adalah kenyataan kehidupan yang harus kita hargai. Binatang saja kita rawat, apalagi saudara kita sesama manusia, tidak ada alasan untuk menolak saudara yang berbeda keyakinan.“ ujar Ustadz.
Dari Ustadz, aku belajar bahwa kita boleh menceritakan iman kita kepada orang lain, tetapi tidak dengan memaksa dan tidak menjelekkan kepercayaan orang lain. Ya, masalah perbedaan bukanlah bagaimana memaksa agar kita menjadi sama, tetapi bagaimana kita menerima perbedaan itu.
Di dalam pesantren, aku seorang Kristen, memaknai apa itu berbagi dalam perbedaan
sumber
http://www.g-mb.org/stories/si-kristen-dan-pesantren
Aprida Sondang Silitonga
Kami adalah 3 dari antara 47 peserta Youth Adventure dan Youth Leaders Forum 2014 yang diadakakan olehGerakan Mari Berbagi. Sesuai nama gerakannya, maka petualangan yang
kami lakukan juga bertema berbagi. Di kota pertama yaitu Sleman, kami melakukan yang namanya Ziarah Pengemis, dimana kami harus meminta berbagai bantuan dari orang lain agar dapat makan dan beristirahat serta punya sumber daya yang cukup untuk melakukan perjalanan selanjutnya ke Purworejo dan Jakarta. Sedangkan di kota kedua, yaitu Purworejo, kami diharuskan melakukan kegiatan berbagi dengan orang lain, atau yang disebut Ziarah Penderma. Di dalam bus malam Purworejo menuju Jakarta, momen-momen inspiratif itu berkelabut di kepalaku, menjadi penawar rasa lelah dan bosan berbelas-belas jam duduk di dalam bus.
Di dalam kepalaku, aku kembali ke titik itu. Titik dimana aku berdiri di depan sebuah pondok pesantren di Sleman. Aulia dan Airlangga sudah maju beberapa langkah di depanku. Entah mereka tahu atau tidak, aku terguncang saat itu. Aku sangat takut. Sekuat tenaga, aku mengontrol emosiku. Aku adalah seorang yang beragama Kristen dan aku sebisa mungkin menghindari pemeluk agama Islam yang ku anggap fanatik, termasuk orang-orang pesantren. Jauh sebelum titik ini, aku mengalami hal yang tidak menyenangkan dan sampai sekarang masih aku ingat. Waktu itu, aku masih duduk di bangku SMP. Salah satu guru agama Islam di sekolahku sepertinya sangat benci dengan orang Kristen. Tiap kali beliau masuk kelas, ia pasti akan bercerita dengan banyak sindiran terhadap orang Kristen. Menit-menit sangat menyiksa dan aku seperti sedang ditertawakan oleh teman-teman sekelasku. Setelah cerita itu selesai, barulah kami yang non-muslim diperkenankan keluar kelas. Hal itu terjadi sangat sering selama 2 tahun ia mengajar di kelasku. Ini membuat hari dimana ada pelajaran agama Islam menjadi sangat menakutkan bagiku. Sampai suatu hari, ada rapat OSIS di dalam musholla sekolah dan beliau berdiri di dekat pintu. Karena tidak berani masuk ke musholla, aku hanya berdiri sebentar didekat sepatu-sepatu diletakkan dan setelah itu dengan dada sesak dan mata basah aku pergi dan tidak mengikuti rapat. Sejak masa-masa itu, aku menjadi sangat tidak nyaman dengan pemuka agama Islam.
Ketakutan akan rasa ditolak, disalahkan, dianggap najis, kafir, dipojokkan menyelimuti hatiku. Otakku pun mendukung dengan logikanya: “kenapa harus ke pesantren, toh kami sebenarnya sudah mendapatkan izin menumpang di kontrakan temanku di Sleman".
Tiba-tiba Aulia bertanya “Kakak, ga apa-apa Kak?”
Aku bingung sebenarnya harus menjawab apa. Aku berusaha berdialog dengan diriku sendiri. “Mungkin ini adalah tantangan pertama untuk melawan ego mu. Kamu harus keluar dari zona nyamanmu, dan coba lihat ada apa di dalam sana” ucapku dalam hati.
Aku kemudian menjawab Aulia dengan pelan, “Ga apa-apa.”
Setelah beberapa menit berdiri di luar, kami di sambut oleh seorang santri. Pergulatan di dalam diriku belum selesai. Ada bagian diriku yang berharap, semoga kami tidak bisa menginap di pesantren. Airlangga kemudian menjelaskan kondisi kami saat itu kepada Santri dan Istri sang Ustadz. Aku masih berharap kami tidak tidur di sana. Beberapa saat kemudian, Airlangga masuk ke ruangan tempat kami menunggu dan memberi kabar bahwa kami diizinkan menginap. Bukannya senang, aku malah kecewa. Aku masih takut.
Menit demi menit berlalu, kami disambut hangat oleh Istri Sang Ustadz. Keramahan beliau sedikit memberi ketenangan di dalam hatiku yang sedang riuh. Kami disuguhkan minum, makan, cemilan, dan yang terpenting senyum yang tidak berhenti menyungging di wajah si Ibu. Beberapa lama kemudian Ustadz datang, dan dengan keramahan yang sama ia menemani kami. Malam berganti pagi, dan kami harus bersiap meninggalkan kota Sleman untuk menuju Purworejo. Sebelumnya seorang santri, memberikan kami sarapan bubur gudeg yang lezat. Lezat sekali karena terasa tulusnya. Selama interaksi yang terjadi dengan Ibu, Ustadz, dan Santri, tidak ada rasa risih yang mereka tampakan ketika aku berada di dekat mereka. Ketika Ustadz bicara pun, ia menanyakan namaku dan melibatkan aku dalam pembicaraan.
“Pluralitas adalah kenyataan kehidupan yang harus kita hargai. Binatang saja kita rawat, apalagi saudara kita sesama manusia, tidak ada alasan untuk menolak saudara yang berbeda keyakinan.“ ujar Ustadz.
Dari Ustadz, aku belajar bahwa kita boleh menceritakan iman kita kepada orang lain, tetapi tidak dengan memaksa dan tidak menjelekkan kepercayaan orang lain. Ya, masalah perbedaan bukanlah bagaimana memaksa agar kita menjadi sama, tetapi bagaimana kita menerima perbedaan itu.
Di dalam pesantren, aku seorang Kristen, memaknai apa itu berbagi dalam perbedaan
sumber
http://www.g-mb.org/stories/si-kristen-dan-pesantren
Aprida Sondang Silitonga
LOMBA KEAGAMAA ANAK-ANAK YOGYAKARTA
Assalmu’alaikum para sahabat semua
Hadir kembali FACR #5 (17 Januari 2015)
Menghadirkan lomba-lomba pilihan untuk putra-putri semua
1⃣Adzan (SD/MI/TPA& SMP, Mts)
2⃣Tahfidz (SD/MI/TPA& SMP, Mts)
3⃣Cerita Kisah Rasul (SD/MI/TPA& SMP, Mts)
4⃣Mewarnai (SD/MI/TPA/TK usia 5-7)
5⃣Puisi (SD/MI/TPA& SMP, Mts)
6⃣Lomba Cerdas Cermat (beregu SD/MI/TPA& SMP, Mts)
📅Pendaftaraan langsung ke sekertariat masjid Nurul Ashri : jln deresan II no 21
💸Biaya pendaftaran
🙇🏻Lomba individu : Rp. 20.000,-
👪Lomba beregu : Rp. 60.000,-
📞CP:
085701025641
085603122491
Yuk dftarkan putra-putri, saudara, adek di lomba tersebut…
Kami tunggu ya😁
Bantu sebar nggih ke saudara2 yg pengajar TPA, guru tk, sd, dan smp
Hadir kembali FACR #5 (17 Januari 2015)
Menghadirkan lomba-lomba pilihan untuk putra-putri semua
1⃣Adzan (SD/MI/TPA& SMP, Mts)
2⃣Tahfidz (SD/MI/TPA& SMP, Mts)
3⃣Cerita Kisah Rasul (SD/MI/TPA& SMP, Mts)
4⃣Mewarnai (SD/MI/TPA/TK usia 5-7)
5⃣Puisi (SD/MI/TPA& SMP, Mts)
6⃣Lomba Cerdas Cermat (beregu SD/MI/TPA& SMP, Mts)
📅Pendaftaraan langsung ke sekertariat masjid Nurul Ashri : jln deresan II no 21
💸Biaya pendaftaran
🙇🏻Lomba individu : Rp. 20.000,-
👪Lomba beregu : Rp. 60.000,-
📞CP:
085701025641
085603122491
Yuk dftarkan putra-putri, saudara, adek di lomba tersebut…
Kami tunggu ya😁
Bantu sebar nggih ke saudara2 yg pengajar TPA, guru tk, sd, dan smp
Senin, 11 Januari 2016
PENGANTIN WANITA INI MALU KARENA PUNYA MERTUA MISKIN
KISAH MENGHARUKAN..PENGANTIN WANITA INI MALU KARENA PUNYA MERTUA MISKIN
Ibu pengantin pria naik ke pelaminan,
Pengantin Wanita berkata:
"suruh turun Ibumu! Malu ibumu miskin, pakaiannya jelek!"
Lalu suaminya berkata:
"nanti saya beritahu pelan-pelan kepada ibu saya untuk turun."
Kata sang istri:
"Suruh turun sekarang juga! Kalau tidak saya yang akan langsung tegur ibu!"
Kemudian dihalangi sama suaminya, dan pengantin pria berkata:
“Ibu, silakan ibu turun dan gabung dengan ikhwati (saudara-saudara perempuan saya)”.
Si Ibu turun dengan perasaan sedih,
Kemudian sang pengantin pria mengumumkan
“Saya mau menjual Ibu Saya, siapa yang mau beli?”
Sang Ibu terhenyak, dan tambah menangis merasa dihina begitu, sesak di dalam dadanya.
Pengantin Pria bertanya lagi,
“Saya jual Ibu saya apa ada yang sanggup membeli Ibu saya?”
tak ada tanggapan dari yang lain, diam dan hening.
Lalu pengantin pria berkata:
“Jika kalian semua diam, berarti tidak ada yang sanggup dan mampu membeli Ibu Saya”.
Kemudian di dekatilah ibunya, dia berlutut dan mencium kaki ibunya, dipeluklah Ibunya.
Lalu sang pengantin berkata:
“Ya jammah perkenalkanlah, Beliau adalah Ibu saya yang cantik, seorang Ibu yang berjuang dengan keringatnya membesarkan saya dengan penuh belaian dan kasih sayang, tanpa pernah beliau mengeluh, Ibuku mendidikku sampai saya bisa menjadi seorang insinyur dan orang besar seperti sekarang ini. Dan saya bisa menikahi perempuan kaya itu pada hari ini. Tidak ada yang akan mampu, siapapun itu untuk menggantikan posisi Ibu Saya dan Tidak akan ada yang mampu membeli Ibu Saya dengan harga berapapun”
Sambil dipeluknya sang Ibu.
Pengantin Pria berkata:
"Maka hari ini! Saya yang akan membeli Ibu Saya karena jika perempuan manapun bisa saya beli dengan mahar, tapi Ibu Saya tidak akan dan tidak akan pernah ada yang mampu membelinya”.
Kemudian pria itu pergi bersama ibu dan saudara perempuannya
KLIK TANDA +1 & SHARE yaa
#cerita #kisah #inspirasi #motivasi
http://obat-tiens.com/index.php/2015/08/masker-spirulina-pemutih-wajah
diambil dari postingan A Kurniawan
Ibu pengantin pria naik ke pelaminan,
Pengantin Wanita berkata:
"suruh turun Ibumu! Malu ibumu miskin, pakaiannya jelek!"
Lalu suaminya berkata:
"nanti saya beritahu pelan-pelan kepada ibu saya untuk turun."
Kata sang istri:
"Suruh turun sekarang juga! Kalau tidak saya yang akan langsung tegur ibu!"
Kemudian dihalangi sama suaminya, dan pengantin pria berkata:
“Ibu, silakan ibu turun dan gabung dengan ikhwati (saudara-saudara perempuan saya)”.
Si Ibu turun dengan perasaan sedih,
Kemudian sang pengantin pria mengumumkan
“Saya mau menjual Ibu Saya, siapa yang mau beli?”
Sang Ibu terhenyak, dan tambah menangis merasa dihina begitu, sesak di dalam dadanya.
Pengantin Pria bertanya lagi,
“Saya jual Ibu saya apa ada yang sanggup membeli Ibu saya?”
tak ada tanggapan dari yang lain, diam dan hening.
Lalu pengantin pria berkata:
“Jika kalian semua diam, berarti tidak ada yang sanggup dan mampu membeli Ibu Saya”.
Kemudian di dekatilah ibunya, dia berlutut dan mencium kaki ibunya, dipeluklah Ibunya.
Lalu sang pengantin berkata:
“Ya jammah perkenalkanlah, Beliau adalah Ibu saya yang cantik, seorang Ibu yang berjuang dengan keringatnya membesarkan saya dengan penuh belaian dan kasih sayang, tanpa pernah beliau mengeluh, Ibuku mendidikku sampai saya bisa menjadi seorang insinyur dan orang besar seperti sekarang ini. Dan saya bisa menikahi perempuan kaya itu pada hari ini. Tidak ada yang akan mampu, siapapun itu untuk menggantikan posisi Ibu Saya dan Tidak akan ada yang mampu membeli Ibu Saya dengan harga berapapun”
Sambil dipeluknya sang Ibu.
Pengantin Pria berkata:
"Maka hari ini! Saya yang akan membeli Ibu Saya karena jika perempuan manapun bisa saya beli dengan mahar, tapi Ibu Saya tidak akan dan tidak akan pernah ada yang mampu membelinya”.
Kemudian pria itu pergi bersama ibu dan saudara perempuannya
KLIK TANDA +1 & SHARE yaa
#cerita #kisah #inspirasi #motivasi
http://obat-tiens.com/index.php/2015/08/masker-spirulina-pemutih-wajah
diambil dari postingan A Kurniawan
Minggu, 10 Januari 2016
Rasul Pingsan saat Jibril Ungkap Penghuni Neraka
💕Rosul menangis bahkan pingsan saat jibril ungkap penghuni neraka yg ke-7🔥🔥🔥
🍀🍀🍀🍀 🍀🍀🍀
Kala itu Jibril datang kepada Rasulullah pada waktu yang tak biasa. Namun, Jibril terlihat berbeda. Raut wajah yang tak biasa.
Maka Rasulullah shallallahu allaihiwassalam bertanya:
"Mengapa aku melihat kau berubah muka (wajah)?" Jawabnya: "Ya Muhammad, aku datang kepadamu di saat Allah menyuruh supaya dikobarkan penyalaan api neraka, maka tidak layak bagi orang yang mengetahui bahwa neraka Jahannam itu benar, siksa kubur itu benar, dan siksa Allah itu terbesar untuk bersuka-suka sebelum ia merasa aman daripadanya".
Lalu Rasullulah shallallahu allaihiwassalam bersabda:
"Ya Jibril, jelaskan padaku sifat Jahannam".
Jawabnya: "Ya. Ketika Allah menjadikan Jahanam, maka dinyalakan selama 1000 tahun sehingga merah, kemudian dilanjutkan 1000 tahun sehingga putih, kemudian 1000 tahun sehingga hitam, lalu menjadi hitam gelap, tidak pernah padam nyala dan baranya.
Demi Allah, andaikan terbuka sebesar lubang jarum niscaya akan dapat membakar semua penduduk dunia karena panasnya. Demi Allah, andaikan satu baju ahli neraka itu digantung di antara langit dan bumi niscaya akan mati penduduk bumi karena panas dan basinya.
Demi Allah, andaikan satu pergelangan dari rantai yang disebut dalam Al-Quran itu diletakkan di atas bukit, niscaya akan cair sampai ke bawah bumi yg ke 7.
Demi Allah, andaikan seorang di ujung barat tersiksa, niscaya akan terbakar orang-orang yang di ujung timur karena sangat panasnya. Jahannam itu sangat dalam, perhiasannya besi dan minumannya air panas bercampur nanah, dan pakaiannya adalah potongan-potongan api.
Api neraka itu ada 7 pintu, jarak antar pintu sejauh 70 tahun, dan tiap pintu panasnya 70 kali dari pintu yg lain".
Dikatakan dalam Hadist Qudsi:
"Bagaimana kamu masih boleh melakukan maksiat sedangkan kamu tak dapat bertahan dengan panasnya terik matahariKu. Tahukah kamu bahwa neraka jahanamKu itu: mempunyai 7 tingkat.
Setiap tingkat mempunyai 70.000 daerah. Setiap daerah mempunyai 70.000 kampung. Setiap kampung mempunyai 70.000 rumah. Setiap rumah mempunyai 70.000 bilik. Setiap bilik mempunyai 70.000 kotak. Setiap kotak mempunyai 70.000 batang pokok zaqqum.
Di bawah setiap pokok zaqqum mempunyai 70.000 ekor ular. Di dalam mulut setiap ular yang panjangnya 70 hasta mengandung lautan racun yang hitam pekat. Dan di bawah setiap pokok zaqqum terdapat 70.000 rantai. Setiap rantai diseret oleh 70.000 malaikat".
"Api yang ada sekarang ini, yang digunakan bani Adam untuk membakar hanyalah 1/70 dari api neraka jahannam" (HR. Bukhari-Muslim).
ALLAH berfirman dalam beberapa ayat berikut...
"Apabila neraka itu melihat mereka dari tempat yang jauh, mereka akan mendengar kegeraman dan suara nyalanya". (QS. Al-Furqan: 11).
"Apabila mereka dilemparkan ke dalamnya, mereka mendengar suara neraka yang mengerikan, sedang neraka itu menggelegak, hampir-hampir (neraka) itu terpecah lantaran marah". (QS. Al-Mulk: 7).
Air di jahannam adalah hamim (air panas yang menggelegak), anginnya adalah samum (angin yang amat panas), sedang naungannya adalah yahmum (naungan berupa potongan-potongan asap hitam yang sangat panas) (QS. Al-Waqi'ah: 41-44).
Rasulullah Shallallahu allaihiwassalam meminta Jibril untuk menjelaskan satu per satu mengenai pintu-pintu neraka tersebut.
"Pintu pertama dinamakan Hawiyah (arti harfiahnya: jurang), yang diperuntukkan bagi kaum munafik dan kafir.
Pintu ke 2 dinamakan Jahim, yang diperuntukkan bagi kaum musyrikin;
Pintu ke 3 dinamakan Saqar, yang diperuntukkan bagi kaum shobiin atau penyembah api;
Pintu ke 4 dinamakan Ladha, diperuntukkan bagi iblis dan para pengikutnya;
Pintu ke 5 dinamakan Huthomah (artinya: menghancurkan hingga berkeping-keping), diperuntukkan bagi kaum Yahudi;
Pintu ke 6 dinamakan Sa'ir (arti harfiahnya: api yang menyala-nyala), diperuntukkan bagi kaum kafir.
Rasulullah bertanya: "Bagaimana dengan pintu ke 7?"
Sejenak malaikat Jibril seperti ragu untuk menyampaikan siapa yang akan menghuni pintu ketujuh. Akan tetapi Rasulullah Shallallahu allaihiwasalam mendesaknya sehingga akhirnya Malaikat Jibril mengatakan, ....
"Pintu ke 7 diperuntukkan bagi umatmu yang berdosa besar dan meninggal sebelum mereka mengucapkan kata taubat sebelum meninggal...
Mendengar penjelasan yang mengagetkan itu, Rasulullah pun langsung pingsan, Jibril lalu meletakkan kepala Rasulullah Shallallahu allaihowassalam di pangkuannya sehingga sadar kembali dan sesudah sadar beliau bersabda: "Ya Jibril, sungguh besar kerisauan dan sangat sedihku, apakah ada seorang dari umat ku yang akan masuk ke dalam neraka?" Jawabnya: "Ya, yaitu orang yg berdosa besar dari umatmu."
Nabi Muhammad shallallahu allaihiwassalam lalu menangis, Jibril pun ikut menangis. Kemudian Nabi langsung masuk ke dalam rumahnya dan tidak keluar kecuali untuk shalat.
Setelah kejadian itu, beliau tidak berbicara dengan siapapun selama beberapa hari, dan ketika sholat beliau pun menangis dengan tangisan yang sangat memilukan.
Mari kita memohon ampun jangan sampe kita meninggal sebelum bertaubat..... Perbanyaklah Istighfar selagi sempat......
Maafkan teman teman jika ada salah dan khilaf...
Ana uhibbukum fillah... Semoga kita saling memanggil untuk masuk ke surga nanti.. Jangan sampai ada yang tertinggal di neraka,..
Naudzubillahi min dzalik...
🌍BC Ustadz Abdulrahman Makatita, Lc, M.Kom.I
🌴🌴mari berbagi menyebar kebaikan...
🍀🍀🍀🍀 🍀🍀🍀
Kala itu Jibril datang kepada Rasulullah pada waktu yang tak biasa. Namun, Jibril terlihat berbeda. Raut wajah yang tak biasa.
Maka Rasulullah shallallahu allaihiwassalam bertanya:
"Mengapa aku melihat kau berubah muka (wajah)?" Jawabnya: "Ya Muhammad, aku datang kepadamu di saat Allah menyuruh supaya dikobarkan penyalaan api neraka, maka tidak layak bagi orang yang mengetahui bahwa neraka Jahannam itu benar, siksa kubur itu benar, dan siksa Allah itu terbesar untuk bersuka-suka sebelum ia merasa aman daripadanya".
Lalu Rasullulah shallallahu allaihiwassalam bersabda:
"Ya Jibril, jelaskan padaku sifat Jahannam".
Jawabnya: "Ya. Ketika Allah menjadikan Jahanam, maka dinyalakan selama 1000 tahun sehingga merah, kemudian dilanjutkan 1000 tahun sehingga putih, kemudian 1000 tahun sehingga hitam, lalu menjadi hitam gelap, tidak pernah padam nyala dan baranya.
Demi Allah, andaikan terbuka sebesar lubang jarum niscaya akan dapat membakar semua penduduk dunia karena panasnya. Demi Allah, andaikan satu baju ahli neraka itu digantung di antara langit dan bumi niscaya akan mati penduduk bumi karena panas dan basinya.
Demi Allah, andaikan satu pergelangan dari rantai yang disebut dalam Al-Quran itu diletakkan di atas bukit, niscaya akan cair sampai ke bawah bumi yg ke 7.
Demi Allah, andaikan seorang di ujung barat tersiksa, niscaya akan terbakar orang-orang yang di ujung timur karena sangat panasnya. Jahannam itu sangat dalam, perhiasannya besi dan minumannya air panas bercampur nanah, dan pakaiannya adalah potongan-potongan api.
Api neraka itu ada 7 pintu, jarak antar pintu sejauh 70 tahun, dan tiap pintu panasnya 70 kali dari pintu yg lain".
Dikatakan dalam Hadist Qudsi:
"Bagaimana kamu masih boleh melakukan maksiat sedangkan kamu tak dapat bertahan dengan panasnya terik matahariKu. Tahukah kamu bahwa neraka jahanamKu itu: mempunyai 7 tingkat.
Setiap tingkat mempunyai 70.000 daerah. Setiap daerah mempunyai 70.000 kampung. Setiap kampung mempunyai 70.000 rumah. Setiap rumah mempunyai 70.000 bilik. Setiap bilik mempunyai 70.000 kotak. Setiap kotak mempunyai 70.000 batang pokok zaqqum.
Di bawah setiap pokok zaqqum mempunyai 70.000 ekor ular. Di dalam mulut setiap ular yang panjangnya 70 hasta mengandung lautan racun yang hitam pekat. Dan di bawah setiap pokok zaqqum terdapat 70.000 rantai. Setiap rantai diseret oleh 70.000 malaikat".
"Api yang ada sekarang ini, yang digunakan bani Adam untuk membakar hanyalah 1/70 dari api neraka jahannam" (HR. Bukhari-Muslim).
ALLAH berfirman dalam beberapa ayat berikut...
"Apabila neraka itu melihat mereka dari tempat yang jauh, mereka akan mendengar kegeraman dan suara nyalanya". (QS. Al-Furqan: 11).
"Apabila mereka dilemparkan ke dalamnya, mereka mendengar suara neraka yang mengerikan, sedang neraka itu menggelegak, hampir-hampir (neraka) itu terpecah lantaran marah". (QS. Al-Mulk: 7).
Air di jahannam adalah hamim (air panas yang menggelegak), anginnya adalah samum (angin yang amat panas), sedang naungannya adalah yahmum (naungan berupa potongan-potongan asap hitam yang sangat panas) (QS. Al-Waqi'ah: 41-44).
Rasulullah Shallallahu allaihiwassalam meminta Jibril untuk menjelaskan satu per satu mengenai pintu-pintu neraka tersebut.
"Pintu pertama dinamakan Hawiyah (arti harfiahnya: jurang), yang diperuntukkan bagi kaum munafik dan kafir.
Pintu ke 2 dinamakan Jahim, yang diperuntukkan bagi kaum musyrikin;
Pintu ke 3 dinamakan Saqar, yang diperuntukkan bagi kaum shobiin atau penyembah api;
Pintu ke 4 dinamakan Ladha, diperuntukkan bagi iblis dan para pengikutnya;
Pintu ke 5 dinamakan Huthomah (artinya: menghancurkan hingga berkeping-keping), diperuntukkan bagi kaum Yahudi;
Pintu ke 6 dinamakan Sa'ir (arti harfiahnya: api yang menyala-nyala), diperuntukkan bagi kaum kafir.
Rasulullah bertanya: "Bagaimana dengan pintu ke 7?"
Sejenak malaikat Jibril seperti ragu untuk menyampaikan siapa yang akan menghuni pintu ketujuh. Akan tetapi Rasulullah Shallallahu allaihiwasalam mendesaknya sehingga akhirnya Malaikat Jibril mengatakan, ....
"Pintu ke 7 diperuntukkan bagi umatmu yang berdosa besar dan meninggal sebelum mereka mengucapkan kata taubat sebelum meninggal...
Mendengar penjelasan yang mengagetkan itu, Rasulullah pun langsung pingsan, Jibril lalu meletakkan kepala Rasulullah Shallallahu allaihowassalam di pangkuannya sehingga sadar kembali dan sesudah sadar beliau bersabda: "Ya Jibril, sungguh besar kerisauan dan sangat sedihku, apakah ada seorang dari umat ku yang akan masuk ke dalam neraka?" Jawabnya: "Ya, yaitu orang yg berdosa besar dari umatmu."
Nabi Muhammad shallallahu allaihiwassalam lalu menangis, Jibril pun ikut menangis. Kemudian Nabi langsung masuk ke dalam rumahnya dan tidak keluar kecuali untuk shalat.
Setelah kejadian itu, beliau tidak berbicara dengan siapapun selama beberapa hari, dan ketika sholat beliau pun menangis dengan tangisan yang sangat memilukan.
Mari kita memohon ampun jangan sampe kita meninggal sebelum bertaubat..... Perbanyaklah Istighfar selagi sempat......
Maafkan teman teman jika ada salah dan khilaf...
Ana uhibbukum fillah... Semoga kita saling memanggil untuk masuk ke surga nanti.. Jangan sampai ada yang tertinggal di neraka,..
Naudzubillahi min dzalik...
🌍BC Ustadz Abdulrahman Makatita, Lc, M.Kom.I
🌴🌴mari berbagi menyebar kebaikan...
Langganan:
Komentar (Atom)